Manusia adalah mahluk sosial yang tidak mungkin hidup sendirian tanpa
bantuan orang/pihak lain. Agar manusia dapat hidup bersama dalam kerukunan
diperlukan suatu proses yang dinamakan pendidikan. Pendidikan pada dasarnya
bertujuan untuk mengarahkan manusia atau masyarakat agar dapat melanjutkan
kehidupan ke generasi berikutnya secara berkelanjutan.
Pada proses pendidikan harus diusahakan agar generasi yang akan datang
dapat melanjutkan kehidupan tanpa harus melakukan kesalahan yang pernah
dilakukan oleh generasi sebelumnya, melakukan kegiatan yang bersifat lebih
efisien, lebih efektif, dan berusaha menemukan cara/teknik yang lebih sederhana
dalam menunjang kehidupan di masa mendatang. Hal ini menyebabkan proses
pendidikan akan menghasilkan percepatan dan penyederhanaan agar dalam hidup
dapat mencapai tujuan yang telah disepakati sebelumnya. Inti dari proses
pendidikan adalah pembentukan watak anak didik. Watak bangsa yang akan kita
bentuk harus sesuai dengan tujuan nasional. 6
Memang tiap suku, tiap daerah, tiap wilayah, dan tiap golongan memiliki
karakter yang berbeda. Hal ini tidak lepas dari pengaruh kondisi fisik lahan dari
daerah bersangkutan. Misalnya karakter masyarakat pantai akan berbeda dengan
karakter masyarakat pegunungan, begitu pula karakter masyarakat pulau kecil
berbeda dengan karakter masyarakat pada pulau yang besar dan luas. Karakter
masyarakat beriklim kering akan berbeda dengan karakter masyarakat yang
beriklim lembab dan basah. Perbedaan karakter tersebut bukan sebagai pemisah
dan pembeda, melainkan sebagai pemersatu dan perekat persaudaraan. Bukankah
tiap orang memiliki hak dan kedudukan yang sama di muka bumi ini, dan tiap
orang itu bersaudara ? Mengapa kita harus bertengkar dan berpecah belah ?
Kita sudah merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945, kesepakatan ini harus
menjadi acuan dalam pembentukan watak masyarakat Indonesia. Pembentukan
watak bangsa ini hanya bisa dilakukan melalui proses pendidikan. Oleh karena itu
tiap komponen pendidik dan masyarakat harus mendukung dan mengacu pada
karakter bangsa Indonesia yang sopan, ramah-tamah, gotong-royong, damai, dan
bersaudara dengan siapapun. Bukankah kita sudah bertekad bahwa jangan ada
penjajahan dan penindasan di muka bumi ini ? (Anonim, 2001). Mari komitmen
ini kita wujudkan dan kita laksanakan dalam setiap langkah dan setiap denyut
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Untuk menuju ke arah tersebut di atas, maka diperlukan suatu strategi
pengajaran yang baik yang dikemas dalam bentuk kurikulum yang menunjang,
pengajar (guru) yang profesional pada bidangnya, pemimpin yang menunjang dan
memegang teguh amanat yang telah digariskan, serta masyarakat dan orang tua
anak didik yang selalu mengontrol, mengingatkan, dan ikut mengarahkan anak
didik agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kurikulum yang menunjang minimal harus memuat mata ajar yang
mengandung unsur : pembentukan keimanan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang
Maha Esa; pembentukan wawasan kebangsaan yang kuat; pembentukan
kecerdasan dan daya nalar yang memadai; memahami dan mampu memanfaatkan
serta memelihara keberlanjutan sumberdaya alam; pembinaan keterampilan dan 7
penguasan teknologi; pembinaan bahasa dan seni sebagai alat komunikasi serta
budi pekerti yang selalu melekat sebagai masyarakat Indonesia yang dihormati
dan disegani.
Pengajar (guru) yang profesional dalam bidangnya adalah guru yang dididik
pada lembaga pendidikan tinggi keguruan dan atau telah mendapat sertifikasi dari
organasasi profesi keguruan, dan tugas yang diemban harus sesuai dengan latar
belakang pendidikannya. Tugas guru bukan hanya mengajar di dalam kelas
melainkan ikut serta dalam memantau, mengawasi, dan memberi teladan kepada
siswa selama di sekolah maupun di luas sekolah.
Pimpinan yang menunjang adalah pimpinan yang sesuai dengan jenjang dan
kompetensi yang dipersyaratkan, harus memahami persoalan pendidikan, dengan
dibatasi oleh masa jabatan dan telah diuji dan mendapat sertifikasi dari orgainsasi
profesi keguruan.
Masyarakat dan orang tua siswa yang menunjang adalah masyarakat yang ikut
mendukung pembentukan watak siswa ke arah yang lebih baik. Masyarakat atau
orang tua mempunyai hak untuk memantau dan mendapat laporan tentang
perkembangan anak selama mengikuti pendidikan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar