Pada dasarnya manusia sebagai bagian dari komponen alam memiliki kebebasan untuk mengatur, menata, dan tidak mau diatur. Oleh karena itu diperlukan suatu kesadaran untuk memahami secara bersama-sama bahwa hidup bermasyarakat harus memiliki tujuan yang sama secara kolektif dan didukung bersama agar tujuan tersebut dapat terwujud.
Dalam proses pendidikan cukup banyak komponen yang terlibat, mulai dari : siswa sebagai peserta didik; guru sebagai pembina dan pembentuk kepribadian serta kemandirian peserta didik; pimpinan sekolah dan lembaga terkait sebagai penentu dan pembuat kebijakan yang dampaknya akan sangat terasa pada proses
pendidikan bagi peserta didik; orang tua siswa yang mengharapkan hasil maksimum dari sekolah pada pembentukan perilaku dan keterampilan anak yang dititipkan di sekolah, masyarakat yang melihat, memantau, dan mewarnai anak didik di luar sekolah. Kelima komponen tersebut harus saling mendukung dan saling mengisi agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik sehingga memiliki kualitas yang sesuai untuk mengisi pembangunan di masa mendatang.
Kebersamaan dan persatuan akan muncul apabila ada kesamaan tujuan, kesamaan emosional dan kesaman kebutuhan. Oleh karena itu untuk menciptakan suatu kondisi yang bersifat kebersamaan dalam persatuan dan kesatuan harus dibangun oleh tujuan yang sama dan bermanfaat yang merupakan kebutuhan bersama. Apabila tujuan tersebut sudah menjadi kebutuhan maka semua komponen masyarakat akan bersatu padu untuk mengusung dan mensukseskan tujuan tersebut. Hal yang menjadi persoalaan saat ini adalah bagaimana cara membangun tujuan yang merupakan kebutuhan masyarakat Indonesia secara keseluruhan, sehingga dengan tujuan tersebut Indonesia menjadi negara yang kuat dan jaya dimasa kini dan masa yang akan datang.
Otonomi daerah adalah penjelamaan dari ketidakpuasan pada sistem sentralistik yang mengakibatkan daerah tidak berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuannya. Apabila tidak diwaspadai akan melupakan tujuan nasional yang telah dibangun bersama yaitu masyarakat yang bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tujuan tersebut harus menjadi dasar pembinaan pada generasi muda terutama melalui pendidikan agar tidak meyimpang dan menjadi sasaran pembangunan sehingga semua komponen bangsa memiliki kesadasaran kolektif untuk mempertahankan dan menjaga martabat bangsa.
Oleh karena itu dalam proses pendidikan pada perumusan pembelajaran dan pencapaian pengajaran di kelas atau sekolah harus dikaitkan dan ditekankan pada target atau pencapaian tujuan pembangunan nasional. Muatan lokal (mulok) sebagai bahan pengayaan dan penyiapan anak didik untuk mengenal daerahnya masing-masing harus diarahkan pada bagaimana cara memaknai dan memberi nilai tambah dari muatan lokal yang ada untuk menunjang kepentingan dan tujuan nasional. Karena apabila tidak diarahkan pada kepentingan nasional, dikhawatirkan akan muncul arogansi daerah sebagai sumber atau pemicu munculnya sentimen antar daerah.
Perbedaan yang ada di muka bumi adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus dikelola dan dimanfaatkan seefisien dan seefektif mungkin untuk kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Perbedaan potensi tersebut jangan dimaknai sebagai pembeda dan pemisah melainkan sebagai alat pemersatu dan media penyadaran bahwa kita harus saling bantu dan bahu-membahu dalam membangun bangsa. Karena sekecil apapun kelompok masyarakat atau potensi daerah akan bermanfaat dan dibutuhkan oleh kelompok atau daerah lainnya. Begitu pula sebesar apapun kelompok masyarakat atau pun potensi daerah tetap akan membutuhkan kelompok atau daerah yang lainnya (Ife, 1995). Hal ini menunjukkan bahwa apapun status dan potensi masyarakat akan saling membutuhkan dan saling memberi manfaat sehingga perlu dibentuk suatu tujuan yang disepakati bersama sebagai pengikat kebersamaan dalam hidup yang damai dan sejahtera.
Perumusan tujuan yang akan dicapai dalam rangka persatuan dan kesatuan, harus bersifat universal dan menyeluruh dalam keseimbangan, berkeadilan, dan pemerataan tanpa merugikan atau memojokkan kelompok/golongan tertentu dan sifatnya tidak sementara. Tujuan tersebut harus diimplementasikan oleh para pendidik dan komponen yang mendukungnya dalam bertingkah laku dan bersikap yang tertuang dalam program pengajaran di kelas maupun di luar kelas. Sejarah telah mengingatkan pada kita bahwa, banyak raja (kerajaan) atau kelompok di Nusantara yang kuat dan makmur, yang berorientasi pada kekuasaan dan wilayahnya saja tanpa melibatkan dan bekerja sama dengan raja atau kelompok dan wilayah yang lainnya akan kandas oleh pengaruh asing sehingga akhirnya tunduk dan dikuasai oleh penjajah. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya kebersamaan yang diikat dalam suatu tujuan yang sama demi kemakmuran dan kesejahteraan bersama secara damai dan saling menghormati.
0 komentar:
Posting Komentar